Sistem pendidikan di Indonesia saat ini sedang mengalami transformasi besar-besaran, terutama di bawah program Merdeka Belajar
yang dipimpin oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim. Program ini telah menghasilkan perubahan signifikan dalam berbagai aspek pendidikan, termasuk penggunaan teknologi, peran guru,
dan peningkatan kualitas pendidikan di seluruh negeri.
Program Merdeka Belajar fokus pada pemberdayaan guru dan siswa melalui penggunaan teknologi,
menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih fleksibel dan relevan dengan kebutuhan masa depan. Salah satu pencapaian utamanya adalah integrasi digital dalam pembelajaran, yang diapresiasi oleh lembaga internasional seperti UNICEF dan UNESCO. Mereka memuji cara Indonesia menggunakan data dan alat digital untuk meningkatkan proses belajar-mengajar serta memperluas akses pendidikan, termasuk di wilayah-wilayah tertinggal seperti Papua(Tempo Nasional)
Selain itu, Nadiem juga menekankan pentingnya pendidikan karakter berbasis Pancasila untuk membentuk siswa yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki nilai-nilai moral yang kuat. Program ini diterapkan melalui kurikulum baru yang dirancang untuk membangun keterampilan siswa dalam berpikir kritis, berkolaborasi, dan beradaptasi(Tempo Nasional).
Transformasi ini bukan hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga memperluas akses bagi siswa di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Program ADEM dan ADik, misalnya, bertujuan memberikan kesempatan pendidikan yang setara bagi siswa di daerah-daerah tersebut, sebuah langkah penting menuju pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia(Tempo Nasional).
Secara keseluruhan, program Merdeka Belajar telah membawa wajah baru bagi sistem pendidikan di Indonesia,
menjadikannya lebih inklusif, adaptif, dan berbasis teknologi.